Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Bahagia Untuk Kesuksesan Orang Lain

Gambar
*teruntuk temanku Pantun Turnip (Pertambangan Unpar, 2015)                Vincent adalah seorang anak laki-laki yang lahir ke dunia dari keluarga yang sederhana. Ayahnya berdagang dan ibunya sebagai ibu rumah tangga. Ia juga memiliki kakak bernama Sinta yang sekarang membantu ayahnya berdagang. Selama ia sekolah, ia selalu mendapat beasiswa dengan tujuan   meringankan beban kedua orangtuannya. Ia yang kerap disapa CT oleh kedua orangtuanya itu memiliki cita-cita dan semangat yang tinggi. Menjadi seorang dokter dan membahagiakan kedua orangtuanya merupakan ambisi Vincent sejak kecil.                 Saat ini Vincent duduk di bangku kelas XI IPA dan ia bersekolah di SMA X, salah satu sekolah favorit di kota Z. Ia baru saja memasuki tahun pelajaran baru. Memasuki jurusan IPA bukanlah hal yang mudah baginya, persaingan yang ketat di sekolah menuntut dia untuk terus berprestasi dalam belajar. Vincent memiliki teman bernama Yosi, dan mereka berteman akrab.                

Kenapa Pilih Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia?

Gambar
Syaloom, pie kabare? Asike rame-rame kah? wkwk maafkeun uda lama engga ngepost, sibuk kuliah ciyee :D By the way, kali ini saya mau sedikit curhat aja, tentang kuliah di jurusan Bahasa Indonesia yang mungkin dianggap “enteng” oleh sebagian orang, berhubung karena saya adalah MaBa alias Mahasiswa Baru. :) Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa baru di sebuah Universitas di Pematangsiantar. Saya kuliah di  jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kenapa saya pilih Bahasa dan Sastra Indonesia? Kalau boleh jujur, awal saya mau kuliah saya tidak pernah berminat akan mengambil jurusan bahasa Indones ia tapi lebih ke Biologi.  Bahasa Indonesia itu akan menjadi pilihan terakhir bagi saya ketika tidak menang apa-apa. Saya hanya mencoba SNMPTN (jalur undangan/nilai raport) dan itupun tidak lulus. Alasannya sederhana karena sekolah saya di blacklist oleh Universitas yg bersangkutan. Kecewa sih gara-gara ulah kakak kelas, padahal saya sudah yakin bakal lulus di Universitas