Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2017

Cinta Tak Pernah Salah Tempat, Ruang dan Orang

Gambar
Judul                : Sepasang Kekasih yang Belum Bertemu Pengarang        : Boy Candra Penerbit            : Mediakita Tahun Terbit     : 2015 Tebal buku       : 214 hlm. Ukuran dimensi buku : 13x19cm ISBN                : 978-979-794-531-2 Sepasang kekasih yang belum bertemu adalah novel kelima Boy Candra. Dari judulnya saja saya penasaran ingin mengetahui apa isi novel ini. Tebakan saya ialah tentang jalinan asmara antar dua orang yang belum pernah bertemu secara langsung namun bertemu hanya via sosial media. Maka, jadilah demikian. Gaya penceritaan yang digunakan penulis di sini agak berbeda dari biasanya. Di sini penulis bercerita kebanyakan dari sudut pandangnya sendiri. Bagaimana ia mencurahkan segalanya tentang Wulan Sari, seperti gaya bercerita seorang bapak kepada anaknya. Hanya pada bagian akhir saja, sedikit diceritakan bagaimana perasaan Wulan dari sudut pandang perempuan itu sendiri. Setelah saya membaca novel ini, perkenalan awal sang t

Kepergianmu

Gambar
semburat senja hadir lagi sore ini bersama potongan-potongan ingatan masa lampau semakin tenggelam, potongan-potongan ingatan itu kian mencekam seolah mengingatkan bahwa kita pernah bersama menikmati senja ini namun sayang, saat itu egomu lebih besar dari biasanya hingga... ya kita tak bisa lagi bersama, katamu. senja sore itu menjadi saksi bisu saat kau menyerah dan ingin berhenti dari sebuah hubungan. pelukan terakhirmu tak lagi sehangat senja sore itu genggamanmu tak seerat saat kau takut kehilanganku ia seperti sedang mencoba melepaskan, walau tak kelihatan dan aku mulai paham, kita sudah tak sejalan lagi merelakan adalah jalan satu2nya yang bisa kulakukan melapangkan dada adalah alternatif pemulihan luka walau ku tahu, ia tak mudah pulih seperti luka biasanya. sampai bertemu lagi di senja berikutnya kau dengan pilihan hatimu, aku dengan patah hatiku. terima kasih 😂

Kota Kertas (Paper Towns) – John Green

Gambar
Judul                : Kota Kertas Pengarang        : John Green Penerjemah       : Angelic Zaizai Penerbit            : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit      : 2014 Tebal buku       : 360 hlm Ukuran dimensi buku   : 20cm Awalnya saya tidak mengerti mengapa saya tertarik dengan novel ini. Sampulnya tampak biasa saja, namun judulnya yang membuat saya tertarik untuk membacanya. Ya, Kota Kertas. Menarik bukan? Seperti halnya buku Rumah Kertas, saya tertarik untuk membaca buku Kota Kertas ini. Di dalam buku ini ada tokoh Margo dan Q (Quentin) yang paling banyak memegang kendali dalam novel ini. Di bagian awal cerita, saya mengira Margo adalah seorang anak lelaki dan Q adalah seorang anak perempuan. Ternyata saya salah. Margo adalah seorang gadis kecil dengan banyak petualangan dan ide-ide yang tak masuk diakal, sementara Q adalah seorang lelaki yang menyukai Margo sejak mereka SD, tetapi ia tak berani mengungkapkan perasaannya kepada Margo kecil. (Jadi, ap

Gelisah Camar Terbang

Gambar
Judul  : Gelisah Camar Terbang Pengarang    :    Gol A Gong Penerbit    :    PT Gramedia Pustaka Utama Tahun Terbit     :    2016 Urutan Cetakan     :    Cetakan    pertama Ukuran Dimensi Buku     :    135 mm x 200 mm Tebal/Jumlah Halaman    :     232 hlm ISBN    :    978-602-03-3421-9 Saya tertarik dengan cerita fiksi dalam buku ini. Suatu hari saya lihat di  timeline  twitter perihal buku ini, dan entah mengapa tiba-tiba saya malah ingin menjangkau buku ini karena penasaran dengan judulnya ditambah lagi  covernya  yang menampilkan seekor burung (sudah pasti burung camar) yang sedang terbang dengan sayap terbentang tampak samping yang memiliki  background  warna biru langit. Untuk mengurangi rasa penasaran, saya langsung  searching  sinopsis buku ini dan toko buku  online  karena di daerah tempat tinggal saya toko bukunya kurang lengkap. Setelah novel ini berada dalam pelukan saya, aroma penasarannya semakin menguat dan langsung saja saya buka plastik sampulny

Seperti Para Penyair

Gambar
"Yup, teruslah begitu, cerah jiwanya, mendalam sukmanya!" - Sabiq Carebesth Ia kerap membalas mention-mention penggemarnya di twitter (termasuk aku). Ia tetap membalas ketika ada tweeps iseng yang suka berkomentar di postingan beliau (baca: aku) 😁 Lucu jalan ceritanya kalau diceritain pas dari buku belum terbit sampai buku sudah terbit, dan sampai ke pelukan. Minta buku yang edisi tanda tangan (dapat komentar seperti yang di atas), minta pengurangan harga wkwk beliau dengan sabar melayani tweeps jahil ini, kadang ia juga berkomentar menganjurkan minum kopi (entah untuk apa) atau berkomentar emoticon ini (read: 😁). Gak tau kenapa berasa dekat sama penyair yg satu ini (@sabiqcarebesth)  wkwk 😂😂 Menikmati puisi seperti menikmati secangkir teh. Menikmati aromanya, menyesapi perlahan-lahan teguk demi teguk, dan merasakan kelegaannya. Tertinggal rasa manis di ujung lidah. Jeda sejenak, lalu menyesapnya lagi. Begitu terus sampai tandas. Begitu juga puisi, tidak hab