Gelisah Camar Terbang


Judul  : Gelisah Camar Terbang
Pengarang   :  Gol A Gong
Penerbit  :  PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit   :  2016
Urutan Cetakan   :  Cetakan  pertama
Ukuran Dimensi Buku   :  135 mm x 200 mm
Tebal/Jumlah Halaman  :   232 hlm
ISBN  :  978-602-03-3421-9

Saya tertarik dengan cerita fiksi dalam buku ini. Suatu hari saya lihat di timeline twitter perihal buku ini, dan entah mengapa tiba-tiba saya malah ingin menjangkau buku ini karena penasaran dengan judulnya ditambah lagi covernya yang menampilkan seekor burung (sudah pasti burung camar) yang sedang terbang dengan sayap terbentang tampak samping yang memiliki background warna biru langit. Untuk mengurangi rasa penasaran, saya langsung searching sinopsis buku ini dan toko buku online karena di daerah tempat tinggal saya toko bukunya kurang lengkap.

Setelah novel ini berada dalam pelukan saya, aroma penasarannya semakin menguat dan langsung saja saya buka plastik sampulnya dan mulai membacanya.😚
___________________________________________________________________________
Bagaimana seandainya kamu (pembaca) adalah seorang TKI di negara lain? Novel ini menceritakan apa yang kamu alami sehari-hari. Dimulai dari pekerjaan yang menumpuk dari pagi sampai malam, kemudian pulang dan langsung tidur karena kelelahan bekerja seharian, malam minggu berkumpul dengan Klub Jahe saling bertukar pikiran ala Indonesia. Bagian asyiknya adalah saat kamu masih bisa merasakan persahabatan dan cinta dari sesama TKI. Cinta yang tak bersyarat. Tidak harus sarjana, tidak peduli profesi pelayan restoran, pengasuh Amak (nenek) dan Akong (kakek), atau bahkan nyonya rumah.

Ada juga bagian di mana kenangan pahit akan diceritakan. Saat pekerjaanmu tidak sesuai harapan majikanmu mereka tak segan-segan menyakitimu, sampai-sampai kamu memilih melarikan diri dan menjadi TKI Kaburan yang dihantui rasa takut saat bertemu polisi dan saat pemutihan. Air mata mereka yang sudah kering. Batin merintih pedih. Entah ke siapa mereka harus mengadu. Ketika bekerja, mereka harus membayar fee bulanan. Ketika tidak cocok dan kabur untuk mengadu kepada agen penyalur, ternyata agen lebih memihak kepada majikan. Kenapa agen penyalur lebih suka angkat tangan pura-pura tidak tahu? Beginilah nasib TKI kaburan. Harus pandai-pandai mencuri dengar situasi terkini, apakah akan ada pemutihan atau penangkapan

Tetapi, setiap orang berhak memilih. Setiap orang berhak bahagia. Setiap orang berhak dicintai dan mencintai. Setiap orang berhak mengejar mimpi. Setiap orang berhak menggantungkan cita-citanya setinggi langit, karena kalau pun jatuh, dia akan jatuh diantara bintang-bintang.

Oh ya, seperti judulnya “Gelisah Camar Terbang”, banyak bercerita tentang kegelisahan yang berkesinambungan antara anak, ibu, ayah, tunangan, dan para TKI di Taiwan. Kegelisahan yang tak tertulis tapi tersirat, sehingga kita harus pandai-pandai dalam memaknainya.

Novel ini asyik dibolak-balik walau hanya untuk mencari quotesnya saja, yang memang maknanya sangat dalam. Tapi, saya yakin pembaca juga akan tertarik untuk membaca semua ceritanya yang pada akhirnya akan berakhir bahagia, diiringi rasa haru juga.😂

Tentang cinta yang hadir tak terduga.
Tentang perjuangan perempuan cantik  mempertaruhkan hidup sebagai buruh migran.
Tentang segala yang membuat kita bertanya; ke mana hidup akan bermuara?


Semoga kita bisa bercermin dari kisah ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan Sinopsis Novel Matahari - Tere Liye

Terbiasa dengan Luka

Hai, Aku Matilda