Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Selamat Hari Ayah, Pa...

Gambar
                Awalnya aku tak mengerti, kenapa Ayah sering memasang wajah keruh selepas bekerja. Matanya seolah bercerita tentang kelelahannya sepanjang hari, seperti ingin mengeluarkan air bening yang sudah tak tertampung lagi.                 Ketika Ayah masuk ke rumah, kami hanya menatapinya. Lalu kami mulai sibuk dengan urusan kami masing-masing. Abang yang biasa berinteraksi dengan laptop dan musik   rocknya, aku yang kembali dengan tugas-tugas yang menumpuk, dan Ayah yang mandi lalu menonton sampai tertidur.                 Begitulah kebiasaan kami bertiga dirumah. Semenjak kepergian Ibu, tak banyak hal yang biasa kami lakukan ketika Ibu masih ada. Kami seolah peduli pada aktivitas kami masing-masing. Tetapi berbeda dengan Ayah, yang selalu peduli pada kami. Ia menjadi sosok Ayah sekaligus Ibu yang mengayomi kami anak-anaknya.                 Ayah jarang tersenyum. Rasaku, setiap selesai bekerja Ayah hampir tak pernah tersenyum. Ayah hanya tersenyum ketika teman-t