Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2017

Dua Belas Pasang Mata

Gambar
Nah.. ini dia buku paling berpengaruh bagi saya 😁 Simak yuk 🤔 Buku ini bercerita tentang kehidupan seorang guru dan penduduk di pesisir pantai, di mana guru tersebut jatuh cinta pada pekerjaannya dan murid-muridnya. Guru Oishi memiliki dua belas orang murid: tujuh murid perempuan dan lima murid laki-laki. Mereka memiliki karekter beragam. Ada Kotsuru dan Nita yang cerewet, Sanae yang pemalu, Takeichi yang cerdas, dan lainnya. Mereka memanggil Oishi dengan sebutan Koishi. Mereka sangat menyukai guru mereka itu. Mereka – yang biasanya datang terlambat karena harus berjalan kaki sejauh lima kilometer ke sekolah – tidak pernah terlambat sejak diajar Oishi. Kehidupan memang tidak pernah selalu menjanjikan bahagia. Sejak awal kehidupan para murid dan keluarga mereka di desa terpencil tersebut tidaklah penuh bahagia. Bisa makanpun syukur. Perang meledak di Jepang dan berdampak bagi desa mereka. Bencana kelaparan nyaris menerpa desa mereka. Hidup terasa semakin sulit. Para

Belum Ada Judul

Gambar
Tuan, Senja telah kembali ke peraduannya Gelap merindukannya Ia ingin berbagi cerita tentang ramainya penikmat si jingga keemasan di langit sore, kala itu. Tuan, Burung telah kembali ke sarangnya Anak-anaknya menantinya Kicau suara perut mereka terdengar ke telinga ibunya. Sang ibu tak pernah ingkar janji Ia selalu kembali, Memberi, harapan pasti. Tuan, Daun telah kembali ke asalnya Ranting pohon merelakannya, Terlepas dari dirinya, Jatuh, terbawa angin sejuk menuju antah berantah, Dan ia hanya tersenyum Karena sudah bisa menyelesaikan tugasnya Menemani ranting-ranting Yang telah menguning, coklat, menua. Tuan, Seperti gelap yang merindukan senja, Aku pun seperti mereka, Merindukan hangatnya jinggamu. Seperti ibu burung yang selalu memenuhi janjinya, Aku pun seperti mereka, Menanti dengan penuh harap akanmu. Seperti ranting yang merelakan kepergian daun-daunnya, Apa aku harus seperti mereka lagi? Merelakanmu m

Harus Pisah

Gambar
Yang paling berat dari mencintai seseorang adalah ketika kita harus melepaskan orang itu. Sakit, sakiit banget. Andai Tuhan tidak menciptakan pertemuan satu set dengan perpisahan, aku yakin ini gak akan terjadi. Dan aku yakin mungkin saat di mana kamu lagi baca ini, kamu seharusnya lagi bareng aku. Kalau nggak, duduk di depan rumahmu, mungkin kamu lagi nulis lagu baru atau sejumlah puisi baru. Semua indah, seandainya kita tak harus mengikuti perpisahan. Tapi, Tuhan berhak menentukan bukan? Tidak hanya sesuatu, tapi SEGALA sesuatunya. Dan aku yakin, ini adalah jalan-Nya. Meskipun di sini aku yang salah. Aku yang bodoh. Aku yang merasakan penyesalan paling besar. Terlebih karena tahu betapa rasa ini dalam, dan sangat dalam buat kamu. Kita harus mulai terbiasa, karena keadaannya tak lagi sama. Dan perpisahan itu adalah hal yang menyakitkan karena aku harus kehilanganmu. Maafkan aku. Maafkan aku karena udah jadi orang yang paling mengecewakanmu. Maafkan aku karena uda

Naima

Gambar
 Oleh: Putri Kesuma Sipayung NPM: 15110045                               Pada hari Sabtu yang lalu, aku dan ibu pergi ke swalayan untuk belanja kebutuhan sehari-hari. Baru kali ini ibu mengajakku berbelanja, karena biasanya ibu pergi dengan kakak atau ayah. Tapi, hari ini ibu mengajakku karena kakak sedang berlibur bersama temannya dan ayah sedang bertugas di luar kota. Sebelum pergi ke swalayan, aku meminta kepada ibu agar di swalayan nanti aku akan membeli ice cream stroberi kesukaanku dengan uang tabunganku sendiri, dan ibu mengiyakan.             Di dalam swalayan, ibu mengajakku ke sebuah toko pakaian lebih dulu. Ketika ibu sedang memilih gaun untukku, aku hanya duduk di depan cermin dan memainkan rambutku. Lalu, aku melihat dua orang masuk dengan pakaian yang usang. Nampaknya mereka seperti seorang ibu dan anak. Mereka berkeliling toko dan membawa barang belanjaan. Aku berdiri, berjalan ke depan pintu toko dan memperhatikan mereka yang keluar dari toko paka

Mengenangmu (Mama)

Gambar
Diantara hujan-hujan yang begitu rapat Ada aku di sudut kota, di depan makammu Termangu diantara sepetak kenangan. Waktu-waktu merambat sangat cepat Tanpa sadar tinggiku telah mencapai ranting-ranting pohon, Rambutku disemaki bunga-bunga. Satu yang mungkin tak kau tahu ma, Mata ini tak pernah berhenti berteriak saat mengingatmu, Kadang saraf terasa putus saat mengenangmu, Perihal cinta yang tak pernah usai padamu. Dunia dan jarak telah sama jahatnya Sampai kadang, aku merasa perih Pikiranku kadang tak lagi jernih Tak pernah jera mengenangmu Sampai nafas habis seluruh.

Stuck

Gambar
Katanya, Mungkin aku butuh cinta. Mungkin aku butuh perhatian. Mungkin aku butuh seseorang yang siap memdengar keresahan yang siap meluncur kapan saja dari bibir ini. Karena, rasanya semua yang ku lalui terlewat seperti angin lalu saja tak berguna. Perasaanku, semakin hari rasaku semakin kosong, hampa. Mungkin karena sudah terlalu lama tidak jatuh cinta. Aku harus bagaimana? Apakah aku harus pura-pura cinta kepada orang yang benar-benar mencintaiku? Tidak. Aku tidak bisa. Itu sama saja aku mempermainkan perasaan orang yang tidak bersalah kepadaku. Ah tunggu dulu. Dia yang memang salah. Mengapa jatuh cinta dengan perempuan sepertiku. Apa dia buta? Apa dia tidak bisa memilih mana perempuan yang pantas dicintai? Kenapa dia justru memilihku? Perempuan dengan separuh jiwanya yang belum siap menerima luka baru lagi, karena separuh lagi masih tertoreh bekas luka yang sedikit menganga. Apa ini? Semua membingungkan. Aku akan belajar. Aku akan mencoba membuka sedikit pintu hati t

JUNI

Gambar
Tatkala Juni muncul kembali Aku dan kau harus kembali lagi Jelajahi waktu bergandengan tangan Arungi musim yang terus bergerak Segera menghempaskan kenangan yang telah kosong tak ada arti Tatkala Juni muncul kembali Buang segala cemas dan keresahan di wajahmu Lenyapkan harapan-harapan semu yang bersangkar di dadamu Hapuskan segala peluh yang menimpa punggungmu Tatkala Juni muncul kembali Pupuskan bualan omong kosong yang mengganggu pikiranmu Isikan segala hasratmu dengan kenangan bersamaku Tatkala Juni muncul kembali Peluk erat ragaku Bermanjalah dengan senyumku Karena Juni itu milikku dan milikmu Hingga kerlip kunang berhenti bercahaya Dan Juni terlewat tak terasa

Martabak

Gambar
Duhai kekasihku, Dari kejauhan kau tampak menggoda Semakin ke depan, Ku tak dapat menahan rasa Duhai kekasihku, Pelangi saat malam-malamku Menjadi pemuas hasrat hidupku Sumber kehidupan dunia Duhai kekasihku, Kedelapan pujaan hatiku Tak kuasa ku menahan untuk tak menikmatimu Tapi kekasihku, Aku harus melakukannya, Sesegera mungkin Karena jika tidak Si abang yang akan melakukannya, Melahap potongan demi potongan Hingga tewas seluruhnya 😂

Penantian

Gambar
Meski senja berganti malam Kicau burung berganti suara jangkrik Semilir angin berhembus mengajak pucuk-pucuk pohon bergoyang Hening, sepi Malam membawa angan ke kegelapan tersembunyi Tapi penantian tak akan berhenti sampai di sini. Meski mentari tak lagi mampu bersinar Langit memutih tanpa kehadiran awan Kosong, Tak mengapa, penantian ini masih akan terus berlanjut. Meski rambut kehilangan hitamnya Wajah menua digantikan gurat-gurat kecemasan Sudah terbiasa, Penantian ini tak akan ada batasnya. Meski tahun telah menutup usia Mata tak lagi mampu membuka Dan tanah akan menjadi saksinya Atas penantian indah seumur hidup ini Terima kasih.

Penjaga Hati

Gambar
Senja cepat berlalu Membawa pergi segala harapan-harapanku yang menginginkanmu Malam cepat menghilang Saat bintang tak memperlihatkan dirinya Hati cepat rapuh Saat kasih tak pernah menyentuhnya lagi Kembalilah, Tuan penjaga hati Bertanggungjawblah sedikit atas perasaan yang muncul di dadaku Saat mengenalmu, saat melihatmu Rasa tak terbendung lagi Ingin mengungkapkan tapi ku terhalang kodrat Kembalilah, Tuan penjaga hati Putuskan bayang-bayang yang selalu terjaga menemani hari-hariku Lenyapkan kerinduan yang selalu membuncah tak tertahankan Patahkan rasa sayang ini jika kau tak lagi mampu menguatkanku dengan setiap kata-katamu Lepaskan, lepaskan Tuan Biarlah kau tetap hanya menjadi sosok penjaga hati tanpa pernah mencoba menyentuh hati.

Tentang Rasa

Gambar
Rasaku, kemarin kita masih bersama mendukung persatuan. Rasaku, kemarin kita masih bersikukuh membela kesatuan. Tak terasa baru sebentar kita sudah hampir terpecah belah Kalau tak disatukan, bisa saja tumpah ruah Ini tentang sebuah rasa Persatuan Menyatukan Yang berbeda suku Yang berbeda ras Yang berbeda budaya Yang berbeda agama Yang berbeda argumen Yang berbeda partai Tapi tetap satu tujuan Tetap satu bahasa Tetap satu rasa Menjauhkan Indonesia dari ambang kehancuran Bersama, memerdekakan kemerdekaan.