Stuck


Katanya, Mungkin aku butuh cinta. Mungkin aku butuh perhatian. Mungkin aku butuh seseorang yang siap memdengar keresahan yang siap meluncur kapan saja dari bibir ini. Karena, rasanya semua yang ku lalui terlewat seperti angin lalu saja tak berguna.

Perasaanku, semakin hari rasaku semakin kosong, hampa. Mungkin karena sudah terlalu lama tidak jatuh cinta. Aku harus bagaimana? Apakah aku harus pura-pura cinta kepada orang yang benar-benar mencintaiku? Tidak. Aku tidak bisa. Itu sama saja aku mempermainkan perasaan orang yang tidak bersalah kepadaku.

Ah tunggu dulu. Dia yang memang salah. Mengapa jatuh cinta dengan perempuan sepertiku. Apa dia buta? Apa dia tidak bisa memilih mana perempuan yang pantas dicintai? Kenapa dia justru memilihku? Perempuan dengan separuh jiwanya yang belum siap menerima luka baru lagi, karena separuh lagi masih tertoreh bekas luka yang sedikit menganga.

Apa ini? Semua membingungkan. Aku akan belajar. Aku akan mencoba membuka sedikit pintu hati tuk menerima lelaki lain selain pria yang buta itu. Tapi, mengapa disaat aku mulai akan membuka sedikit pintu, kenapa dia, pria yang ku suka justru tidak melirik sedikit pun. Dan, dan pria buta yang justru sangat sangat menyukaiku semakin menunjukkan kesungguhannya mendekatiku. Aku harus menghindar. Harus. Aku tak bisa memaksakan perasaan ini. Aku harus menjauh dan semoga perlahan dia sadar dengan sikapku yang memang sedikit pun tak akan bisa membalas perasaannya.

Maafkan aku..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan Sinopsis Novel Matahari - Tere Liye

Terbiasa dengan Luka

Hai, Aku Matilda