Hai, Aku Matilda
Aku benar-benar yakin bahwa kebanyakan orang dewasa benar-benar lupa seperti apa rasanya menjadi anak2 antara usia lima hingga sepuluh tahun... Aku bisa ingat dengan baik seperti apa rasanya. Aku yakin aku bisa." Apa yang kau lakukan ketika kau masih anak balita? Menangis, berbicara ga jelas, meminta ini dan iru, belajar berjalan dan berteriak (aku pikir begitu, karena ku juga melakukannya).
Tapi, kau harus bertemu satu bocah balita yang tidak melakukan itu semua saat diusianya yang belia. Ia sudah bisa mengeja, membaca, berpikir, melahirkan ide2 cemerlang bahkan perkalian (bukan hanya perkalian dua atau tiga) yang mungkin orang dewasa juga belum mampu melakukannya.
Tapi sayangnya, ia memiliki orang tua yang tidak terlalu memerdulikan Matilda. Ayah yang sibuk dengan bisnis jual-beli mobil bekas (yang pada akhirnya mobil yang ia jual ternyata hasil curian) dan Ibu yang selalu bermain Bingo setiap sore. Tapi ia bersyukur akan hal itu, setiap sore ia bisa menghabiskan waktu di perpustakaan dan membaca di sana ditemani sang penjaga perpustakaan, Mrs. Phelps. Hingga dalam waktu beberapa hari saja Matilda sudah melahap seluruh buku bacaan anak2 dan beralih ke buku2 dewasa yang dipilihkan Mrs. Phelps, tentunya. Siapa sangka, selama kurang dari enam bulan Matilda sudah melahap habis buku2 karya Charles Dickens, Charlotte Brontë, Jane Austen, Thomas Hardy, Mary Webb, Rudyard Kipling, Ernest Hemingway, H.G. Wells, William Faulkner, John Steinbeck, J.B. Prietsley, Graham Greene dan George Orwell (dan bahkan aku belum membaca itu semua sampai usia 21th hari ini) 😂😂
Well, jika kau ingin tahu lebih dalam bagaimana Matilda dan kesehariannya lebih baik baca sendiri saja ya bukunya. Kau akan terpana bahkan terkagum2 (sambil geleng2 kepala) dengan makhluk kecil, kurus bernama Matilda. ⭐⭐⭐⭐⭐
Komentar
Posting Komentar