Kenapa Pilih Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia?
Syaloom, pie kabare? Asike rame-rame kah? wkwk
maafkeun uda lama engga ngepost, sibuk kuliah ciyee :D
By the way, kali ini saya mau sedikit curhat aja, tentang kuliah di jurusan Bahasa Indonesia yang mungkin dianggap “enteng” oleh sebagian orang, berhubung karena saya adalah MaBa alias Mahasiswa Baru.
Saat ini saya tercatat sebagai mahasiswa baru di sebuah Universitas di Pematangsiantar. Saya kuliah di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kenapa saya pilih Bahasa dan Sastra Indonesia?
Kalau boleh jujur, awal saya mau kuliah saya tidak pernah berminat akan mengambil jurusan bahasa Indonesia tapi lebih ke Biologi. Bahasa Indonesia itu akan menjadi pilihan terakhir bagi saya ketika tidak menang apa-apa. Saya hanya mencoba SNMPTN (jalur undangan/nilai raport) dan itupun tidak lulus. Alasannya sederhana karena sekolah saya di blacklist oleh Universitas yg bersangkutan. Kecewa sih gara-gara ulah kakak kelas, padahal saya sudah yakin bakal lulus di Universitas yg saya inginkan dan berada di jurusan yg saya mau (tapi Tuhan berkehendak lain..).
"Untung tak dapat diraih, Malang tak dapat ditolak"
Waktu mendaftar, saya sangat sangat tidak ingin mengambil jurusan ini, tapi berhubung karena saya terlanjur "malas" mau ambil jurusan yg berhubungan dengan ilmu eksakta, saya pun memilih jurusan ini. Karena terlalu tidak sukanya sama jurusan ini, sampai-sampai ketika ujian saya lupa menuliskan Pernyataan dan mencantumkan Tanda Tangan. Saat itu juga saya ragu dan takut bakalan bisa lulus atau engga di jurusan ini. Dan... Puji Tuhan saya bukan hanya lulus, tapi nama saya berada di urutan pertama. Bingung kenapa bisa gini, tapi mungkin ini memang jalan Tuhan yg telah menuntun saya kejalan yang benar hehe :)
Awal memasuki Semester Pertama saya sempat merasa sedikit “minder” dengan jurusan saya. Bukan tanpa alasan saya merasa seperti itu. Bayangkan, tiap reuni atau berkenalan dengan orang dan menanyakan kuliah di jurusan apa, pasti komentar mereka lumayan bikin saya “sesak nafas”. Dengan cueknya mereka bertanya, “Kenapa ngambil bahasa Indonesia? Emang gak bisa bahasa Indonesia sampai dipelajarin lagi?” atau yang lebih parah ada yang bilang gini, “Kenapa bahasa Indonesia? Kenapa gak bahasa Inggris atau bahasa asing lain yang lebih keren?”
Saat itu saya hanya bisa menjawab dengan tersenyum sambil dalem hati ngedumel, “Baguskah nilai bahasa Indonesiamu saat sekolah sehingga merasa sudah pintar? Bukankah yang ada, karena menyepelekan bahasa Indonesia nilaimu malah tidak bagus? Lalu yakinkah kamu sudah mampu berbahasa dengan baik? Kalau ya, hebat. Bahkan seorang profesor pun tidak se-pede itu. Lalu haruskah kau merasa kalau bahasa negaramu tidak “sekeren” bahasa asing? Bayangkan, sangat menyedihkan bukan mendapati kenyataan bahwa rakyatnya saja tidak mencintai bahasa negaranya sendiri..”
Saya menyesal karena tidak bisa mengutarakan itu semua kepada mereka yang menanggap “remeh” jurusan saya saat itu. Tapi yang lebih membuat saya menyesal, tidak seharusnya saya merasa “rendah” dengan jurusan mereka yang dianggap “lebih mentereng” daripada jurusan saya. Sekarang saya justru bangga dengan jurusan saya. Karena apa?? Karena diawal semester ini saja saya sudah mendapatkan banyak pelajaran dan hal-hal baru yg belum tentu diketahui oleh jurusan-jurusan lain, apalagi ke depannya nanti? Itu semua belum tentu bisa saya dapatkan kalau saya mengambil jurusan lain..
"Makna dibalik puisi dan prosa orang aja kami analisa dengan sepenuh hati. Kalau cuma buat memahami makna dibalik perkataan anak Oom dan Tante mah keciiiiil...." - Anak Bahasa Indonesia2015 :) :)
Komentar
Posting Komentar