Kenangan Yang Terlupakan :)
“sialaaaannnnnn!!!” teriak
perempuan itu dengan histeris.
“Ah. Kenapa sih kamu Tri?!” Tanya
teman sebangkunya dengan pelan .
“Aksel sialaaaannnnn!!!” seru
perempuan itu lagi dengan mimic kesal dan pipi merah padam menahan sebal.
“Putri! Kamu kira pelajaran saya
pelajaran seni musik apa?! berdiri dan angkat satu kaki kamu diluar kelas!”
hardik Bu guru yang sedang menjelaskan pelajaran , dan merasa terganggu dengan
suara lantang dari Putri .
Dengan pasrah dan agak menyesal ,
akhirnya Putri meninggalkan tempat duduknya , dan menjalani hukuman dari Bu
Tari sang guru Matematikanya . Selama dua jam pelajaran , Putri yang hanya
berdiri tegap itu terus menerus memanyunkan bibirnya dan mendumel dalam hati
soal cowok bernama Aksel . Entah mengapa Putri sangat tidak menyukai cowok itu
, padahal Aksel adalah sepupunya . Aksel
sendiri sering datang ke rumah Putri untuk main . Kali ini dia sangat-sangat
kesel terhadap saudaranya itu .
Sesampainya dirumah , ia mendapati
lagi Aksel dirumahnya sedang bercakap-cakap diruang tamu bersama kakak
laki-lakinya . Putri tidak mengiraukannya dan langsung menuju kamarnya dilantai
dua . Tapi saat ia baru mau menaiki anak tangga tiba-tiba suara itu datang .
“Putri , ini ada saudara datang kok
gak dikasih salam malah langsung nyelonong gitu aja kayak kereta api?” Sahut
kakaknya Putri .
“Dia udah sering datang , jadi ngapain
harus aku selalu kasih salam? Udah ah kak aku mau ganti baju dulu.” Ujarnya
ketus lalu melanjutkan lagi langkah kakinya menuju kamar .
“Maaf ya Sel . Putri memang gitu
sifatnya keras kepala .” Kata kakaknya Putri yang menyampaikannya dengan
sedikit gak enak hati pada Aksel , yang sedang meneguk sirup cocopandannya .
“Nggak papa kok kak . Itu juga aku
udah tau , dari kecil dia memang kayak gitu sifatnya , hehe . Aku mau langsung
ke kamarnya aja ah . Permisi ya kak .” Ucap Aksel yang memaklumi sifat Putri .
Ia pun langsung menuju ke lantai dua ke kamar Putri .
Tanpa ragu-ragu Aksel langsung membuka pintu kamar
cewek itu dengan nada mengagetkan . Bersamaan dengan pintu yang terbuka .
“WWOOOOYYYYY!!!”
Didapatinya Putri yang memakai tank
top hitam sedang sibuk memilih baju rumah yang biasa ia pakai .
“Eh gilaaaa!! Aku lagi ganti baju
dodol!! Sana pergi!!” Seru Putri yang kaget atas tingkah Aksel .
“Lebay banget . Kamu kan masih pake
tank top , nggk telanjang!” Tuturnya enteng .
“Ihh , dasar mesum!! Tutup lagi
pintunya sekarangggggggggg!!!!!” teriak Putri dengan sekuat tenaga .
Aksel yang merasa gendang telinganya
sebentar lagi akan pecah langsung menuruti perintah sepupunya itu .
“Eh Tri . Kamu gila ya?!! Pengen bikin
aku budek karena suara kamu yang cetar membahana + cempreng itu?!” Kata Aksel
sebal .
“Iya . Aku pengen bikin kamu tuli!
Jangan pernah datang lagi ke rumah aku! Aku ga suka sama kamu!” Jawab Putri
tanpa ragu , dari balik pintu kamarnya .
Sejenak tak ada suara balasan dari
Aksel . Lalu suara itu muncul lagi dengan nada pelan .
“Tri , dengerin dulu … Aku mau ngomong
sebentar.” Pinta Aksel
Otak Putri mulai berpikir . Ada apa
sih sama saudaranya itu?! Kenapa dia selalu datang ke rumahnya dan ingin sekali
dekat dengan dirinya? Apa Aksel sudah gila? Setiap hari dia nerima aja omelan
serta teriakan Putri yang menolak untuk bertemu dengannya . Meskipun dimarahin
abis-abisan setiap ketemu , tapi tetep
aja Aksel ga pernah absen datang ke rumah Putri .
“Aksel , siapa sih dia?! Aku gak inget
punya sepupu namanya Aksel! Aku gak bisa inget siapa dia! Tapi kayaknya nama
itu bikin aku pusing setiap kali memikirkannya!” ujarnya dalam hati .
***
“Aksel… Aksel… Aksel…”
Pandangan Putri mulai kabur .
Kepalanya pusing , entah kenapa badannya seperti tidak seimbang dan
melayang-layang .
“Tri , tolong buka pintunya sebentar
..” ucap Aksel yang mulai penasaran kenapa sedari tadi hanya hening yang ia
dengar dari kamar Putri .
Kemudian , dengan hati-hati ia pun
membuka pintu kamar Putri . Didapatinya perempuan itu pingsan . Segera Aksel
dengan wajah panic menggendong Putri ke tempat tidurnya dan memberitahu Kak
Arjuna tentang keadaan adiknya . Saat iu Aksel benar-benar seperti orang kalap!
Hanya melihat Putri yang tergeletak pingsan saja membuatnya seperti ingin mati
menyelamatkan cewek satu itu .
Arjuna yang memperhatikan gerak-gerik
Aksel pun berkata, “Sel, kamu tidak lelah dengan semua ini?”
“Jangan berkata seperti itu dulu kak ,
sekarang ngga tepat waktunya .” kata Aksel yang sedang mengusapkan minyak kayu
putih ke kening dan hidung Putri . “Aku pulang dulu ya kak , kalau Putri sudah
siuman jaga dia ya kak” ucapa Aksel .
Setelah berpesan pada Kak Arjuna ,
Aksel pun pergi dari tempat itu . Ia memang merasa sangat telah lelah dengan
ini , tapi sekarang belum sempat baginya untuk menjelaskan . Sedangkan Kak Arjuna yang setia menunggu
adiknya yang semata wayang itu siuman , sampai-sampai tertidur karena cukup
lama Putri tidak sadarkan diri .
***
“Tli , kamu jangan ikutan main bola
ya! Nanti Kak Aljuna malah sama aku kalo kamu kenapa-kenapa.”
“Gak apa-apa Asel! Tli mau ikut main
bola pokoknya!” ucap anak perempuan berumur enam tahun itu .
“Kamu liatin aku aja ya . Tli kan
cewek ga pantas main bola .” kata Asel berusaha melarang Tli untuk ikut bermain
bola .
“Yauda yang penting aku ikut Asel.”
Senyum manis Tli pun langsung terpampang jelas di wajah lugunya .
Asel sangat senang mempunyai teman kecil seperti
Tli . Tli berbeda dengan anak cewek yang lainnya . Pasalnya , Tli pun ga
cengeng seperti anak-anak cewek seusianya . Tli juga agak tomboy karena dia
punya kakak cowok . Terlebih lagi dia suka main sama anak-anak cowok terutama Asel . Hal itu membuat dua anak
kecil ini tumbuh bersama-sama . Sampai masuk Playgroup , TK , SD pun mereka
tidak terpisahkan , dan sangat dekat .
Tapi suatu hari datang kabar buruk
untuk Asel .
“Asel , Tli besok mau pindah rumah .
Jdi kita ga bisa main sama-sama lagi deh.” Ujar Tli dengan isak tangisnya yang
malu melihat wajah Asel .
“Tli emangnya mau pindah ke mana?”
Tanya Asel .
“Tli juga gatau Asel . Tapi yang jelas
pindahnya jauh . Kita jadi ga bisa ketemu lagi.” Kata Tli yang dipenuhi dengan
deraian air mata .
Sejenak anak cowok bernama Asel itu
terdiam akan kabar yang sangat mengagetkan ini . Ia tidak tau harus berkata apa
, tapi yang pasti hatinya sangat terpukul bahwa Tli akan pergi meninggalkannya
.
Akhirnya anak cowok itu pun membuka mulutnya dan
berkata, “Tli, kamu tenag aja Asel pasti akan temui Tli . Tli jangan takut .
Tli mau nggak janji sama Asel?”
“Janji apa Asel?” tanhya Tli masih dengan
tangisnya yang tak mau berhebti .
“Tli janji ya akan tunggu Asel? Jangan lupa sama
Asel”
“Tli ga mungkin lupa sama Asel . Asel kan teman
Tli yang paling baik . Tli janji , tapi Asel harus menemui Tli lagi.”
***
“Asel… Asel… Asel…”
Kak Arjuna langsung terbangun saaat mendengar
adiknya bergurau nama Asel . Sang kakak pun langsung menyadarkan Putri dari
gurauannya itu . Setelah diberi air putih oleh kakaknya dan bersandar di
punggung kasur beberapa saat , keadaan Putri terlihat kembali normal dan ia pun
membuka topik .
“Kak Juna , Asel itu siapa ya? Tadi aku mimpi
tentang masa kecil aku sama cowok bernama Asel.” Ucap Putri lemah .
Arjuna kaget mendengar , ketika Putri bertanya
seperti itu .
“Memangnya kamu ingi tau tentang dia?” Tanya kak
Arjuna yang membuat Putri semakin penasaran di kondisinya yang masih limbung
itu .
“Cepetan kasih tau aku kak , siapa Asel itu .”
kali ini Putri mencoba sedikit menaikkan intonasi pembicarannya .
“Asel adalah Aksel….”
Belum sempat melanjutkan penjelasan , Putri
langsung memotong perkataan kakaknya dan tampak kaget . Keadaan yang tadi lemah
kini tiba-tiba entah bagaimana menhilang dari Putri .
“Kakak jangan bercanda!! Aksel itu sepupu aku!!!”
***
“Tli , apa kamu sudah benar-benar
ngelupain aku? Tidak adakah sedikit sisa kenangan tentang aku dihatimu?” kata
Aksel sambil meraih foto waktu ia kecil bersama dengan Putri dan terus menerus
memandanginya .
“Aksel…” suara yang tidak asing itu
memasuki kamar Aksel dan menghampirinya .
“Papa?”
“Kamu sudah sangat berusaha keras
terhadap Putri . Jadi bagaimana keputusan kamu? Kalau kamu merasa segalanya
sudah tak mungkin dapat kembali lagi , papa ingin kamu meneruskan sekolah ke
luar negeri.” Kata papa Aksel yang memegang bahu putranya .
Aksel tidak berani memutuskan untuk
pergi ke luar negeri . Walaupun semuanya terasa mustahil untuk diingat kembali
tetapi ia tidak bisa meninggalkan Putri . Janjinya dulu terhadap teman kecilnya
itu membuatnya tak bisa pergi dari Putri , meski Putri tidak mengenal dirinya .
“Putuskanlah besok . Papa tidak mau kamu terus
terjebak dalam masa lalumu yang bahkan tidak dapat diingat oleh Putri.”
***
I’ll find you
somewhere (Aku akan menemukan mu di berbagai tempat)
I’ll keep on
trying (Aku akan terus berusaha)
Until my dying day (Sampai hari saya sekarat)
I just need to
know (Aku hanya perlu tahu)
Whatever has
happened (Apapun yang telah terjadi)
The truth will
free my soul (Kebenaran akan membebaskan
jiwaku)
Wherever you are (Dimanapun kau berada)
I won’t stop
searching (Aku tidak akan berhenti mencari)
Whatever it takes
me to know (Apapun dibutuhkan saya untuk
mengetahui)
Lagu yag dibuat oleh Aksel untuk
melukiskan kisahnya akan Putri . Hari ini adalah hari terakhirnya untuk bertemu
dengan teman kecilnya itu , dan hari ini juga akan dia pastikan untuk
meneruskan study diluar negeri atau
tetap melanjutkan perannya yang memilukan .
Setibanya dirumah Kak Arjuna , Aksel
langsung disambut dengan hangat . Ia duduk di ruang tamu dengan gelisah dan terus
memikirkan perkataan papanya semalam untuk pergi sekolah ke luar negeri .
“Sebentar ya Sel , kakak tinggal
dulu.”
“Iya , nggak papa kak.”
Menunggu , menunggu , dan menunggu .
Beberapa puluh menit ia menunggu Kak Arjuna yang tak pernah kembali , padahal
ia ingin menyampaikan pesan kepada Putri melalui Kak Arjuna .
“Aksel…” terdengar suara perempuan
yang tak salah lagi itu adalah… Putri!!
‘Oh , T.. Trriii .. Keadaan kamu sudah
membaik?” ucap Aksel dengan terbata0bata dan terlihat seperti orang kikuk .
“Keadaan aku ternyata ga pernah baik
selama ini . Iya kan?” perkataan Putri membuat Aksel kebingungan atas apa yang
ia bicarakan .
“Apa maksud kamu?” Tanya Aksel singkat
.
Putri tampak termenung . Ia
menundukkan kepalanya menatap lurus ke lantai rumahnya . Aksel yang kebingungan
juga jadi ikutan diam tak bergeming . Hening kata yang tepat untuk
menggambarkan keadaan mereka . Tak ada yang berani membuka mulut lebih dahulu ,
Putri pun belum menjawab pertanyaan Aksel yang tak mengerti akan pertanyaannya
.
“Asel.. kenapa terus menunggu Tli?
Padahal Asel udah temuin Tli . Tapi kenapa Asel pengen Tli ga kenal sama Asel?
Kak Arjuna uda certain semuanya.” Ucap Putri yang memanggil Aksel dengan
sebutan kecilnya dulu .
Ia menyesal
karena bersikap kasar pada Aksel yang ternyata adalah Asel teman dekat waktu ia
kecil dan bukanlah saudara sepupunya . Kata-kata dari mulut Putri yang memasuki
telinga Aksel membuat matanya terbelalak . Ia melihat Putri yang mulai
meneteskan air mata dan terlihat begitu sedih karena merasa sudah dibohongi
olehnya .
“Aku ga pernah niat buat bohongin kamu
Tli . Tapi kecelakaanlah yang membuat kamu hilang ingatan yang menjauhkan kita
. Aku merasa percuma saja kalau aku mengatakan bahwa aku adalah Asel teman
kecil kamu , sedangkan kamu tidak meningat apapun tentang aku . Jadi , untuk
itu aku putuskan agar menunggu dan berpura-pura menjadi sepupu kamu . Ini semua
begitu menyakitkan bagi aku . Melihat kamu setiap hari yang tidak mengenal aku
. Itu sangat menyakitkan .” seketika itu Aksel pun mulai meneteskan beberapa
derai air mata yang mengalir di pipinya .
“Aku minta maaf . Aku nggak tau kalo
kamu telah begitu menderita karena aku .
Aku memang nggak pantas jadi teman kamu.” Tangis Putri meledak setelah
mengucapkan kalimat itu . Ia tidak tau bahwa selama ini Aksel berusaha mencari
dan menunggunya di balik kenangan yang terlupakan oleh Putri .
“Kamu memang bukan hanya teman , tapi
kamu adalah perempuan yang bisa membuat aku bisa menunggiu begitu lama dan itu
memnuat aku sangat menyukaimu . Aku suka kamu Tli , dari kita semasa kecil ,
kita berpisah , aku temuin kamu , aku berpura-pura dan bahkan sampai saat ini.”
Ujar Aksel yang mengakui perasaannya yang terpendam selama ini . Setelah
bertahun-tahun terpisah dan berpura-pura , akhirnya ia dapat mengungkapkan
kata-kata yang tertahan sudah begitu lama dihatinya .
“Aku.. aku juga menyukai kamu Asel .
Dari dulu . Maaf aku pernah melupakanmu.” Ujar Putri dengan lirih .
“Oiya , aku ga mau manggil Asel lagi .
Karena nama itu adalah nama masa laluku yang pernah terlupakan , dan sekarang
ada dihadapanku itu adalah Aksel . Jadi kamu jangan panggil aku Tli , aku ga
suka ah.” Kata Putri yang tertawa kecil .
“Habis nangis , ketawa nih ya?” goda
Aksel yang menyunggingkan senyum manisnya pada Putri .
“Ihhh!! Ngeselin!!” ucap Aksel yang
merasa kesal digodai , padahal ia berkata serius .
“Ok.. Ok.. Putri . I heart you” goda
Aksel lagi .
“Ihhh! Apaan sih kamu! Aku tuh ngga
suka sama SM*SH tau!” seru Putri dengan nyaring .
Kejadian yang tidak disangka ini pun
terjadi . Aksel yang mengira usahanya selama ini akan berhebti sia-sia . Juga masih tidak percaya , bahwa hal seperti ini hanya
yang ia dambakan datang padanya . Putri yang sudah Sembilan tahun sudah menghilang
dan ia datang dan menemukan pendapat dirinya . Rencana untuk meneruskan sekolah
ke luar negeri pun dibatalkan . Kak Arjuna yang menyaksikan dari jauh sangat
senang melihat bahwa adiknya dapat mengingat kembali semua hal yang pernah
terlupakan .
“Putri.. ternyata aku memang tidak
bisa meninggalkan kamu . Rasa sayangku terlalu berat dari keberatanku untuk
menunggu saat seperti ini . Aku sangat menyayangimu .” kata Aksel dalam hati
yang diiringi pelukan hangatnya dengan Putri .
Say my name , (Katakanlah nama saya,)
So I will know
you’re back (Jadi aku
akan tahu kau kembali)
You’re here again
for a while… (Kau di sini
lagi untuk sementara waktu)
Oh , Let us share
the memories , (Oh, Mari
kita berbagi kenangan,)
That only we can share together…
(Itu hanya kita bisa berbagi bersama-sama.)
Tell me about the days before I was born
(Ceritakan tentang hari sebelum aku lahir)
How we were as children… (Bagaimana kita sebagai
anak-anak dulu ...)
~
Komentar
Posting Komentar