Gurat Gurat Rindu

Aku adalah angin yang kembara
Yang menyusuri kaki gunung hingga mulut sungai
Yang bersimpah peluh dan luka,
tapi tak tahu sebabnya mengapa

Bagiku, kepergianmu layaknya gelap yang tak berpelita
Masuk ke pintu hidupku yang terbuka
Mengalir umpama darah melalui celah daging yang terbuka
Mendayu dan menderu ke dalam jiwaku yang mulai merapuh

Tak bisakah kau rasakan kesepianku,
yang hidup tanpa kemerdekaan rasa cinta?

Tak tampakkah bagimu gurat-gurat rindu,
yang memeluk erat lalu menusukku?

Kala aku berteriak merindukanmu dalam gelap
Kilau kilat kan membelah gelapnya, bukan rinduku
Kala aku berdiri di tepi pantai memandang yang ku rindu ke tengah laut
Debur ombak pecah berderai, tapi tak meribahkan rindu yang berpaut

Hai sahabatku,
aku manusia
yang rindu rasa bersamamu
yang rindu rupa wajahmu
yang rindu tawa renyahmu

Pulanglah,
Hancurkan gurat kerinduan yang telah kau ciptakan,
Jangan biarkan rindu ini,
menghabiskan waktunya diam berabad tanpa dipuaskan.



Salam rinduku untukmu Pantun :')
God bless you abundantly ^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan Sinopsis Novel Matahari - Tere Liye

Terbiasa dengan Luka

Hai, Aku Matilda