Kartu Pos Dari Banda Neira
-Menyikapi Kebosanan-
Aku bahagia membaca puisi
di tengah kebisingan basa-basi.
Jika di ruang mendadak senyap
dan orang-orang menyimak puisiku
itulh sebenar-benarnya basa-basi
yang tak bakal aku tanggapi.
Aku tersenyum
menyambut dan menerima
segala sopan santun
yang diberikan manusia.
Betapa lembut kurasa
tata krama terus menerus
mengajariku berdusta.
Aku memperhatikan para penumpang
menerka isi kepala,
hati bahkan dompet mereka.
Saat aku mengutuk
dan menggerutu
setiap pemurung tampak lebih baik
ketimbang diriku.
Aku belajar banyak dari kekurangan:
bahwa hidup berjalan lamban
dan menyedihkan
ia mesti segera ditertawakan.
Aku mendengar satu lagu lama
dengan sepsang telinga baru.
Demikian sentuhan pengalaman
membangun kesegaran di hatiku.
Terjaga di pagi buta
ricik air pada bak penampungan
milik tetangga
menciptakan sebuah puisi
dengan nada sedih tak terkira.
Betapa menyenangkan kiranya
andai itu jadi perkara terakhir
kusimak di dunia.
Zulkifli Songyanan

Komentar
Posting Komentar