Di Tanah Lada
Judul : Di Tanah Lada
Pengarang : Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020318967
Tebal : 244 Halaman
Rating : 4 dari 5
"Aku tidak mengerti. Kalau seseorang mencintai seseorang, seharusnya
seseorang itu tahu kalau seseorang mencintai mereka. Karena, seseorang
yang mencintai seseorang itu, harus menunjukkan kalau seseorang
mencintai seseorang. Itu kata Mama."
***
Namanya Salva. Panggilannya Ava. Namun Papanya memanggil dia Saliva atau ludah karena menganggapnya tidak berguna.
Ava sekeluarga pindah ke Rusun Nero setelah Kakek Kia meninggal. Kakek Kia, ayahnya Papa, pernah memberi Ava kamus sebagai hadiah ulang tahun yang ketiga. Sejak itu Ava menjadi anak yang pintar berbahasa Indonesia. Sayangnya, kebanyakan orang dewasa lebih menganggap penting anak yang pintar berbahasa Inggris. Setelah pindah ke Rusun Nero, Ava bertemu dengan anak laki-laki bernama P. Iya, namanya hanya terdiri dari satu huruf P. Dari pertemuan itulah, petualangan Ava dan P bermula hingga pada akhir yang mengejutkan.
Ava sekeluarga pindah ke Rusun Nero setelah Kakek Kia meninggal. Kakek Kia, ayahnya Papa, pernah memberi Ava kamus sebagai hadiah ulang tahun yang ketiga. Sejak itu Ava menjadi anak yang pintar berbahasa Indonesia. Sayangnya, kebanyakan orang dewasa lebih menganggap penting anak yang pintar berbahasa Inggris. Setelah pindah ke Rusun Nero, Ava bertemu dengan anak laki-laki bernama P. Iya, namanya hanya terdiri dari satu huruf P. Dari pertemuan itulah, petualangan Ava dan P bermula hingga pada akhir yang mengejutkan.
Hari pertama tinggal di Rusun Nero, Ava terpaksa harus tidur di dalam
kamar mandi. Hari kedua, ia tidur di dalam koper. Saat itulah muncul
kemarahan sang ayah yang membuatnya mengusir Ava dan ibunya. Mereka
berdua melarikan diri ke hotel.
Di Rusun Nero, P sering bertemu dengan Kak Suri, yang tinggal di lantai
empat. Ava dikenalkan juga ke Kak Suri yang sering mengajarkan Bahasa
Inggris pada P. Selain itu, P mengenal seorang pemuda yang memberinya
gitar dan sering membayarkan makan, yaitu Kak Alri. Ava juga punya om
dan tante yang baik meskipun ayahnya jahat.
P dilarikan ke rumah sakit oleh Kak Suri. Setelah keluar dari rumah
sakit, kedua anak ini memutuskan untuk melarikan diri, dan tempat
pelarian diri yang dituju oleh Ava dan P adalah rumah Nenek Isma, nenek
Ava di Bandar Lampung. Mereka menjual handphonenya untuk
membiayai perjalanan ke sana. Malam harinya, keduanya bertemu dengan
bapak tukang sate yang berbaik hati mau menampung mereka di rumahnya,
dan tetangganya yang juga berbaik hati mau memberikan sepeda bekas
keponakannya. Pagi hari, mereka memutuskan melarikan diri karena
mendengar kalau mereka akan dilaporkan ke kantor polisi. P dan Ava tidak
mau dipenjara, oleh karenanya mereka membuat surat ucapan terima kasih
kepada bapak dan ibu tukang sate yang baik hati.
Saat di terminal, ternyata mereka ketemu dengan Kak Alri. Kak Alri sudah
menduga kalau akan menemukan P dan Ava di terminal. Dengan berbaik
hati, Kak Alri menawarkan untuk mengantar mereka ke rumah Nenek Isma.
Mereka pergi ke Bandar Lampung dengan menggunakan mobil Kak Alri.
Apakah cerita ini akan berakhir dengan bahagia atau malah sebaliknya? Sebaiknya, mari dibaca sendiri bukunya. Kita akan terhanyut dan terenyuh dengan pemikiran anak
kecil dan bagaimana serunya isi kepala mereka, yang mengajarkan banyak
hal pada orang-orang dewasa. Sebuah pelajaran berharga tentang cinta,
kasih sayang, pengorbanan dan tentunya kebahagiaan ^^
Komentar
Posting Komentar