BINTANG - TERE LIYE

Judul Buku         : Bintang
Penulis               : Tere Liye
Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit       : 2017
Tebal Buku         : 392 hlm; 20 cm
ISBN                  : 9786020351179
            Setelah berpetualang di ketiga dunia paralel (Bumi-Bulan-Matahari), kali ini Raib, Ali dan Seli akan melanjutkan petualangan mereka di Klan Bintang. Dunia yang awalnya dianggap tidak ada kalau bukan karena ketiga sahabat ini yang diam-diam mencari tahu keberadaan klan tersebut.
            Di klan bintang, mereka bertugas untuk mencari superplume. Karena mereka mendengar bahwa Dewan Kota Zaramaraz akan meruntuhkan pasak bumi dan menghancurkan ketiga klan, agar mereka dapat memusnahkan para pemilik kekuasaan, lalu mereka membangun dunia baru dan menguasainya. Tapi, apakah Dewan Kota Zaramaraz berhasil meruntuhkan pasak bumi? Atau justru Raib dan para sahabatnya yang akan berhasil mencegah perbuatan mereka?
            Sebelum melakukan perjalanan mencari titik-titik tempat keberadaan superplume, Raib, Ali, dan Seli melakukan aktivitas mereka seperti biasa, termasuk bersekolah, dan tentunya kebiasaan Ali menjadi biang keributan di kelas mereka. Tetapi meskipun begitu, Ali sebenarnya adalah anak yang jenius. Buktinya, ia berhasil meretas kata sandi tabung transparan yang ia ambil diam-diam dari ruangan Sekretaris Dewan Kota Zaramaraz. Berbekal tabung transparan itulah mereka mencari tahu keberadaan superplume.
            Ketika hari yang ditunggu-tunggu tiba, mereka berangkat dengan ILY, dengan Miss Selena beserta lima anggota Pasukan Bayangan dan lima Pasukan Matahari terbaik. Akan ada 6 titik lokasi yang akan mereka datangi dari beribu titik yeng kemungkinan tempat pasak bumi itu berada. Mereka memasuki lorong-lorong kuno satu persatu dan tentunya dengan berbagai rintang disetiap titiknya. Dengan bantuan Bhaar, Baar, Zaad, Aap dan Meer yang bekerja di Ruangan Padang Sampah, memudahkan mereka memasuki lorong-lorong kuno dengan bantuan portal di sana. Ya, meskipun mereka harus berpindah melalui portal yang dipenuhi dengan beraneka macam sampah. Tetapi, singkat cerita hingga sampai pada titik keenam mereka belum juga menemukan lokasi pasak bumi tersebut. Mereka merasa kecewa, hingga pada akhirnya, Raib menggunakan kemampuan berbicara dengan alam dan mereka menemukan lokasi pasak bumi tersebut. Siapa sangka, letak lokasi pasak bumi tersebut berada di Ruangan Penjara. 
            Atmosfer petualangan telah kembali. Semangat mereka telah pulih. Mereka telah melupakan keenam titik yang kosong, sekarang saatnya mereka menuju titik ketujuh. Mereka sangat yakin, di sanalah titik superplume yang akan diruntuhkan Dewan Kota Zaramaraz.
            Ternyata mereka benar, disanalah titik superplume tersebut. Akan tetapi ada hal yang lebih buruk berada di depan mereka. Mereka bisa saja menggagalkan runtuhnya pasak bumi tersebut, akan tetapi mereka akan menimbulkan retakan di keramik dan membuat segel ruangan si Tanpa Mahkota terbuka yang posisi ruangan tersebut berada tepat di bawah keramik tempat superplume itu berada. Dan mereka bisa juga meruntuhkan pasak bumi tersebut dan si Tanpa Mahkota akan runtuh di bawahnya.
            Mereka cukup sulit menentukan pilihan. Karena dua-duanya memiliki risiko. Akhirnya Faar memutuskan menggunakan Formasi Makhluk Cahaya, di mana kombinasi tiga klan yang akan menghasilkan kekuatan tidak terbilang. Faar mengangkat tongkatnya sebagi titik penyatuan kekuatan. Raib, Ali dan Seli yang memiliki sarung tangan petarung tiga klan menyentuhkan tangan mereka ke tongkat Faar dan tubuh Faar mengambang tiga puluh senti di depan mereka. Tubuh Faar berubah laksana cahaya. Sosoknya tidak terlihat lagi, hanya cahaya yang menyilaukan matalah yang tampak. Itulah yang disebut Makhluk Cahaya. 
            Ketika Faar tiba di titik tertinggi, Faar melepaskan pukulan cahaya ke tutup dinding keramik. Tampaklah sebuah lubang kecil, dan magma yang berusia ratusan tahun muncrat di ujung lubang, mengalir. Akhirnya pasak bumi tidak jadi runtuh. Tetapi mereka telah menimbulakn masalah baru, yaitu mereka telah melepaskan si Tanpa Mahkota. Pemilik kekuatan itu telah bebas. Entah itu kabar buruk atau kabar baik bagi dunia paralel.
            Yaah.. begitulah kira-kira petualangan mereka di Klan Bintang. Karena mereka telah memilih diantara dua pilihan yang ada, mereka harus siap menanggung segla risiko yang ada. Mereka akan bertemu dengan si Tanpa Mahkota di buku selanjutnya, KOMET. I’m so excited ya, menunggu novel kelima dari seri BUMI ini muncul ke permukaan. Selamat berimajinasi melahirkan karya-karya yang mengesankan Kak Tere Liye :D  dan selamat menikmati petualangan di dunia paralel bersama Raib, Ali dan Seli wahai para pembaca :) 
“Kekuatan yang kita miliki tidak akan berkembang jika pemiliknya tidak melatihnya. Karena sebenarnya, siapa pun memiliki kekuatan, tinggal apakah dia fokus berlatih atau justru mengabaikannya.” -  Miss Selena (hlm. 180).
“Kalian tidak akan menyerah dengan mudah, bukan? Tidak akan ada yang bisa mengentikan kalian.” – Baar (hlm. 336).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan Sinopsis Novel Matahari - Tere Liye

Terbiasa dengan Luka

Hai, Aku Matilda