Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi

Judul                    : Lelaki Terakhir yang Menangis di Bumi
Penulis                 : M Aan Mansyur
Penerbit               : Gagas Media
Terbit                   : 2015
Tebal                    : 276 hlm.
ISBN                    : 9797808165
Sinopsis
Kau percaya masa depan masih memiliki kita?”
“Akan selalu ada kita. Aku percaya.”
NANTI tidak bisa begitu saja menoleh dan pergi dari masa lalu meskipun ia sudah berkali-kali melakukannya. Terakhir, ia mengucapkan selamat tinggal dan menikah dengan lelaki yang kini berbaring di makamnya itu.
Aku tidak pernah ingin mengucapkan selamat tinggal.
Aku tidak pernah mau beranjak dari masa lalu.
Masa lalu, bagiku, hanyalah masa depan yang pergi sementara.
Namun, ada saatnya ingatan akan kelelahan dan meletakkan masa lalu di tepi jalan. Angin akan datang menerbangkannya ke penjuru tiada. Menepikannya ke liang lupa. Dengan menuliskannya, ke dalam buku, misalnya, masa lalu mungkin akan berbaring abadi di halaman-halamannya.
Maka, akhirnya, kisah ini kuceritakan juga.

Review
“Akuu tidak pernah ingin mengucapkan selamat tinggal.
Aku tidak pernah mau beranjak dari masa lalu.”

“Masa lalu, bagiku,
hanyalah masa depan yang pergi sementara.”

Menarik. Kata inilah yang kemudian aku pilih untuk mengawali review buku karya Aan Manyur ini.   Bagaimana tidak, banyak hal unik dan mempesona menurtku yang ku temukan di buku ini.
Aan Mansyur adalah salah satu ahli dalam memberi nama para tokoh dalam bukunya. Nama-nama dari tokoh dalam buku ini seperti menyimpan makna yang dalam. Seolah nama-nama tersebut telah meenceritaan karakternya masing-masing. Sedikit bocoran bahwa kedua tokoh utama dalam buku ini bernama Jiwa dan Nanti. Kalian juga akan menemukan karakter-karakter pendukung yang yang unik dalam buku ini.  
Ketika stalking timeline twitter, buku ini melintas entah difavorit oleh siapa. Melihat judul buku ini, aku semakin tertarik dan ingin sesegera mungkin mendapatkan dan membaca buku ini. Dari judulnya saja, aku sudah sibuk menerka-nerka akan seperti apa buku ini bercerita. Kesan awal selalu menarik pembaca.
Ketika mulai membaca, kalian akan mengerti dan menemukan letak keunikan ceritanya, Pada awal cerita, menceritakan tokoh utama yang meminta seorang temannya yang merupakan penulis  novel ini sendiri untuk menjadi editor novel yang ia tulis beberapa bulan sebelum ia meninggal. Bingung? Bahkan aku sendiri bingung, bagaimana cara menjelaskan nya dalam tulisan ini. Pertnyaannya yang akan muncul kemudian, apakah Novel ini Fiksi atau Non Fiksi? Buat yang penasaran silahkan langsung baca bukunya.
Penulis juga sangat pandai memainkan alur dalam buku ini. Novel ini bercerita mulai dari Jiwa pada masa kanak-kanak hingga dewasa. Karakter-karakter pendukung di munculkan pada saat yang tepat, seperti saat Jiwa bertemu dengan gadis kecil dari kunang-kunang, dan juga ketika jiwa bertemu seorang pria yang selanjutnya akan menjadi guru sekaligus panutannya dalam menjalani hidup.
Mungkin memang bukan Aan Mansyur namanya kalau tidak menampilkan sesuatu yang berbeda dalam tulisannya. Dalam buku ini, tokoh utama mengenal seorang penulis yang merupakan penulis novel ini sendiri, Aan Mansyur. Jiwa di ceritakan bertemu dengan Aan mansyur di salah satu cafe dan pernah beberapa kali berkunjung ke Perpustakaan Terakhir bersama kekasihnya.
Hal unik lainnya yaitu, dalam novel ini akan ada dua pencerita. Jadi novel ini seolah di ceritakan oleh sepasang tokoh utamanya sendiri. Jiwa sebagai pencerita dalam novel dan Nanti yang bercerita melalui catatan kaki, lebih berupa koreksi kepada novel yang ditulis Jiwa.
Bahasa yang di gunakan dalam buku ini sangat sastra tapi tidak membuat kita bosan dalam membacanya, tetapi justru merasa tertantang untuk membacanya sampai selesai. Penulis seperti berpuisi sambil bercerita. Khas Aan Mansyur. Konflik yang di angkat dalam cerita ini juga sederhana tapi disitulah letak kelebihnya menurutku. Tentang jiwa dan para mantan kekasihnya, tentang jiwa dengan ibunya dan tentang jiwa dengan dirinya sendiri.
Kalian juga akan menemukan kalimat-kalimat luar biasa dalam buku ini. Selamat berburu buku ini di  toko buku terdekat dan memasuki dunia Aan Mansyur.. Selamat Membaca...  

Komentar

  1. aku juga bikin review dan sinopsis singkatnya di blog, kalau sempat mampir ya tetangga sebelah http://www.reviewdansinopsis.com/

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi dan Sinopsis Novel Matahari - Tere Liye

Terbiasa dengan Luka

Hai, Aku Matilda